Masa jabatan orang Luksemburg sebagai presiden Komisi Eropa sering dirusak oleh tuduhan bahwa ia mabuk di acara-acara resmi. Namun dia dengan keras menentang tuduhan itu, sering menyalahkan sifatnya yang goyah pada sejumlah kondisi kesehatan. Mr Juncker mengatakan dia menderita linu panggul, yang menyebabkan sakit kaki dan punggung kronis, dan itu terkadang membuatnya tampak berjuang untuk berjalan.
Dalam sebuah wawancara dengan sebuah surat kabar Inggris, Juncker berkata: “Saya masih menderita linu panggul.
“Saya masih lemas. Namun mereka mengatakan pria itu mabuk lagi. Saya tidak pernah mabuk seumur hidup.”
Selama periodenya sebagai eurokrat top UE, antara 2014 dan 2019, Brussels dibanjiri rumor bahwa Juncker mabuk di acara-acara resmi.
Namun dia menolak untuk menangani tuduhan itu secara langsung.
Mr Juncker mengatakan kepada surat kabar I: “Itu menyakiti saya.
“Saya tidak bisa memberikan konferensi pers untuk mengatakan: ‘Saya bukan pecandu alkohol.’
“Itu tidak sesuai dengan martabat dasar saya.”
Namun, dia menolak klaim bahwa dia mabuk pada pertemuan puncak NATO di Brussels setelah dia terlihat mengejutkan di antara para pemimpin dunia lainnya.
Dia mengklaim dia tampak mabuk karena cedera punggung yang diderita dalam kecelakaan mobil.
Juncker terlihat sedang ditopang dan dibantu turun oleh rekan-rekannya saat dia berbaur dengan orang-orang seperti Donald Trump dan Theresa May sebelum jamuan makan malam di ibu kota Belgia.
Dia harus ditahan oleh Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menjelang pesta sebelum dia akhirnya keluar dari acara dengan kursi roda.
HARUS BACA:
Jean-Claude Juncker didukung oleh PM Belanda Mark Rutte pada pertemuan NATO di Brussels (Gambar: POOL)Pejabat Uni Eropa menyalahkan penampilannya yang mabuk karena serangan linu panggul.
Tapi ini bukan pertama kalinya dia menghadapi tuduhan signifikan tentang kondisi saat berada di posisi puncak Uni Eropa.
Selama konferensi perdamaian PBB pada tahun 2017, para diplomat mengatakan bahwa dia “sangat terlihat p******” setelah terlihat tersandung di pertemuan Jenewa.
Dan pada pertemuan puncak Uni Eropa di Latvia pada tahun 2015, Juncker terlihat oleh kamera televisi menampar sejumlah pemimpin Uni Eropa saat mereka tiba.
JANGAN LEWATKAN
[WAWASAN]
[VIDEO]
[ANALISIS]
Dia mencap perdana menteri Hungaria Viktor Orban sebagai “diktator” sebelum menampar wajah pemimpin orang kuat itu.
Orang dalam Brussel pernah mengklaim bahwa kepala pelayan UE sering mengantarkan mantan perdana menteri Luksemburg segelas gin alih-alih air.
Para pengkritik Juncker sering menggunakan penampilannya yang mabuk untuk mempertanyakan apakah dia cocok untuk menjabat.